Foto: Severianus Endi |
ANDA pernah ke
Pontianak, Kalimantan Barat? Pertanyaan ini tidak berlaku bagi warga kota itu,
tentu saja hehe…
Jika Anda belum pernah
berkunjung ke kota ini, sekali-kali silakan datanglah. Keunikan sejak lama di
kota ini adalah warung kopi yang begitu banyak. Warung kopi yang disingkat
warkop menjadi rendezvous favorit bagi pecinta dunia kongkow.
Sepintas orang-orang
yang suka nongkrong di warkop, seperti orang kurang kerjaan. Nongkrong dan
berbincang dengan teman berjam-jam! Tapi ini sepintas lho.
Jika kita mencoba
mencermati, sesungguhnya warkop menyuguhkan begitu banyak fenomena. Tema
perbincangan mulai dari kelas berat sampai kelas terbang, berseliweran di
warkop. Mulai sekadar arena jumpa para sahabat, sampai negosiasi bisnis.
Lima tahun belakangan,
sudah banyak warkop di Pontianak yang menyediakan akses wifi. Awal-awalnya
harus bayar, tapi belakangan gratis. Karena awam soal bisnis, saya juga puyeng
mikirnya, bagaimana si pemilik warkop menjalankan roda usahanya. Karena kerap orang
nongkrong berjam-jam hanya menghabiskan secangkir kopi seharga Rp 4 ribu hingga
Rp 6 ribu saja, tetapi akses wifi jalan terus.
Saat pemilihan waki
kota kemarin, bahkan beberapa warkop menjadi ajang sosialisasi salah satu
calon. Caranya, tampilan awal di layar laptop atau tablet bergambar pasangan
calon, kemudian username dan password adalah nama calon dan semboyannya.
Apaboleh buat, setelah berlaga, pasangan calon itu kalah. Mungkin model
sosialisasi seperti ini belum efektif di kota ini.
Baru saja saya jumpa
seorang teman di sebuah warkop. Sambil membuka laptop dan memasukkan username
dan password wifi, muncul gumaman: indahnya menjadi pengangguran. Hah?
Iya. Kalau seorang
pekerja, pasti tidak akan sempat nongkrong pagi-pagi di warkop sambil
berselancar di dunia maya, mengamati orang lalu-lalang, mengintip sejoli sedang
pacaran sambil ngopi, curi dengar perbincangan bisnis di meja sebelah, dan
banyak lagi.
Tapi, masak sih
menganggur? Mungkin tidak total. Mungkin ada pekerjaan, meskipun tidak rutin.
Menjadi pekerja lepas,
mungkin sebaiknya harus memperbanyak waktu untuk nge-warkop. Siapa tahu banyak
ide berseliweran yang bisa menjadi inspirasi usaha atau kegiatan yang
produktif.
Selamat datang di Negara
warkop!
SEVERIANUS ENDI
0 komentar:
Posting Komentar
terima kasih telah berkomentar :)