Para pastor dari Ordo Dominikan Pontianak, berusaha membangun "dialog" dan kebersamaan dengan sejumlah warga tak mampu, dengan menggelar pasar murah, Senin (14/9). Untuk tahap awal, mereka menyediakan 250 paket berisi 2 kilogram beras dan 1 kilogram gula seharga Rp 10 ribu.
Jika dihitung dengan harga pasar, paket itu seharga Rp 25 ribu. Namun untuk meringankan warga di sekitar tempat itu, yakni kompleks Waduk Permai dan Tanjung Harapan, harga dipangkas hingga tinggal Rp 10 ribu.
Tapi, apakah yang dimaksud Ordo Dominikan itu? Belum semua orang tahu keberadaannya, bahkan sejumlah ibu-ibu yang berbelanja di pasar murah tersebut.
Ordo Dominikan merupakan kongregrasi pastor atau imam yang berasal dari Philipina. Untuk Indonesia, baru di Kota Pontianak satu-satunya rumah yang dibangun, diberi nama Rumah Santo Dominikus terletak di Jl Palapa 3C, Pontianak.
"Ordo kami hadir di sini memenuhi undangan para uskup Kalimantan, untuk pendidikan calon imam dan membangun perdamaian," jelas Superior Rumah Santo Dominikus Pontianak, Father Edmund C Nantes OP yang juga asal Philipina.
Karena rumah tersebut masih baru, dan mereka ingin bergaul dengan para tetangga terutama dari kalangan tidak mampu, tergerak hati mereka untuk membantu. Maka digelarlah pasar murah tersebut, dengan terlebih dahulu menyebarkan kupon-kupon.
"Para frater (calon imam) disebar untuk berkunjung ke para tetangga, membagikan kupon. Ya, sebagai langkah awal membangun jalinan persaudaraan," ujar Father Edmund didampingi Pastor J Robini Marianto OP.
Sebenarnya, paket sembako tersebut ingin dilengkapi dengan satu jenis bahan pokok lagi, yakni minyak goreng. Tapi, Robini mengakui, pihaknya kelimpungan ketika mencari minyak goreng di pasaran.
"Kami tak temukan minyak goreng di pasaran. Barangkali memang stoknya sudah habis," ujar Robini.
Pasar murah tersebut akan dilanjutkan Selasa (15/9), di Sungai Raya, bertempat di Sekolah Tinggi Teologia Santo Agustinus. Mereka telah mempersiapkan seribu paket sejenis, yang diperuntukkan bagi warga tak mampu.
Father Edmund menegaskan, tekad Ordo Dominikan untuk membangun perdamaian amatlah kuat. Apalagi di tengah masyarakat Kalbar yang pluralistik dengan keragaman kepercayaan dan agama.
"Kami ingin menjangkau kalangan grass root, sehingga pesan perdaiaman bisa mengena. Tak lagi sekadar ide atau omong-omong, tapi tindakan nyata," paparnya.
Dengan menggelar pasar murah tersebut, setidaknya para tetangga berkunjung ke rumah itu. Meski hanya sebentar untuk menukarkan kupon, tapi mereka menilainya sebagai berkah.
Satu hal menarik, Rumah Santo Dominikus Pontianak itu ternyata punya sisi historis yang amat berharga. Gubernur Kalbar Pertama, Oevang Oeray pernah berdiam di situ!
"Kami pertahankan konsep awal bangunan ini, dengan ciri khas Dayak-nya. Hanya perlu sejumlah sentuhan baru," ucap Father Edmund sambil tersenyum.
Rencananya, rumah tersebut akan diberkati dan diresmikan oleh Uskup Agung Pontianak, Mgr Hieronymus Bumbun OFM Cap pada 29 September mendatang. (severianus endi)
Tapi, apakah yang dimaksud Ordo Dominikan itu? Belum semua orang tahu keberadaannya, bahkan sejumlah ibu-ibu yang berbelanja di pasar murah tersebut.
Ordo Dominikan merupakan kongregrasi pastor atau imam yang berasal dari Philipina. Untuk Indonesia, baru di Kota Pontianak satu-satunya rumah yang dibangun, diberi nama Rumah Santo Dominikus terletak di Jl Palapa 3C, Pontianak.
"Ordo kami hadir di sini memenuhi undangan para uskup Kalimantan, untuk pendidikan calon imam dan membangun perdamaian," jelas Superior Rumah Santo Dominikus Pontianak, Father Edmund C Nantes OP yang juga asal Philipina.
Karena rumah tersebut masih baru, dan mereka ingin bergaul dengan para tetangga terutama dari kalangan tidak mampu, tergerak hati mereka untuk membantu. Maka digelarlah pasar murah tersebut, dengan terlebih dahulu menyebarkan kupon-kupon.
"Para frater (calon imam) disebar untuk berkunjung ke para tetangga, membagikan kupon. Ya, sebagai langkah awal membangun jalinan persaudaraan," ujar Father Edmund didampingi Pastor J Robini Marianto OP.
Sebenarnya, paket sembako tersebut ingin dilengkapi dengan satu jenis bahan pokok lagi, yakni minyak goreng. Tapi, Robini mengakui, pihaknya kelimpungan ketika mencari minyak goreng di pasaran.
"Kami tak temukan minyak goreng di pasaran. Barangkali memang stoknya sudah habis," ujar Robini.
Pasar murah tersebut akan dilanjutkan Selasa (15/9), di Sungai Raya, bertempat di Sekolah Tinggi Teologia Santo Agustinus. Mereka telah mempersiapkan seribu paket sejenis, yang diperuntukkan bagi warga tak mampu.
Father Edmund menegaskan, tekad Ordo Dominikan untuk membangun perdamaian amatlah kuat. Apalagi di tengah masyarakat Kalbar yang pluralistik dengan keragaman kepercayaan dan agama.
"Kami ingin menjangkau kalangan grass root, sehingga pesan perdaiaman bisa mengena. Tak lagi sekadar ide atau omong-omong, tapi tindakan nyata," paparnya.
Dengan menggelar pasar murah tersebut, setidaknya para tetangga berkunjung ke rumah itu. Meski hanya sebentar untuk menukarkan kupon, tapi mereka menilainya sebagai berkah.
Satu hal menarik, Rumah Santo Dominikus Pontianak itu ternyata punya sisi historis yang amat berharga. Gubernur Kalbar Pertama, Oevang Oeray pernah berdiam di situ!
"Kami pertahankan konsep awal bangunan ini, dengan ciri khas Dayak-nya. Hanya perlu sejumlah sentuhan baru," ucap Father Edmund sambil tersenyum.
Rencananya, rumah tersebut akan diberkati dan diresmikan oleh Uskup Agung Pontianak, Mgr Hieronymus Bumbun OFM Cap pada 29 September mendatang. (severianus endi)
paket saya mana, monsinyur???
BalasHapusbas, paket jatah kita besar di surga (upahmu besar di surga oh ho haleluya) hehe
BalasHapus