Pemain naga ampil akrobatik .t Foto: S. Endi |
Sebagian orangtua mengangkat bayi mereka tinggi-tinggi sehingga bisa menjamah tubuh naga. Warga yang tak ingin melewatkan kesempatan ini, merekam atraksi itu dengan kamera saku serta telepon seluler.
Saya hubungi kenalan saya, seorang tokoh Thionghoa Pontianak, penasehat Majelis Adat Budaya Tionghoa (MABT), dan juga Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Pontianak, Andreas Acui Simanjaya. Saya tanyakan, apa maknanya remaja-remaja yang suka berlari merunduk melintasi tubuh naga, dan anak-anak kecil yang diangkat orangtuanya untuk menjamah tubuh naga.
Mengabadikan atraksi dengan telepon selular. Foto: S. Endi |
“Biasanya anak-anak kan takut sama naga dan barongsai. Jadi dengan menjamahnya, mereka tahu kalau itu terbuat dari kain dan tak berbahaya,” ujar Acui.
Dia menambahkan, biasanya jenggot naga yang terbuat dari benang merah juga dibagikan dan disimpan oleh yang menerimanya. Ini sebagai tanda keberuntungan dan memang hanya orang yang beruntung yang bisa mendapatkan jenggot naga.
“Bukan karena kesempatan ini hanya ada setahun sekali atau jumlahnya terbatas, tapi jenggot naga terbuat dari benang besar berwarna merah, warna keberuntungan dan kebahagiaan,” Kata Acui.
Pada perayaan Cap Go Meh di Kota Pontianak, delapan replika naga beratraksi dan diarak-arak oleh ratusan pemain melintasi Jl Gajah Mada yang merupakan sentra bisnis. Arak-arakan mengandung makna pengusiran atas roh-roh jahat, sehingga kesuksesan bisa diraih di Tahun Naga Air ini.
Satu naga terpanjang sekitar 70-an meter milik Yayasan Panca Bhakti, tampil dengan sekitar 100 pemain. Pemandu naga memainkan tongkat dengan bola di ujungnya, dan kepala naga meliuk-liuk akrobatik mengikuti arah bola, diiringi tabuhan tambur dan suara gemerincing. Pemain-pemain yang memegang tongkat penopang tubuh naga, beratraksi menyesuaikan dengan liukan-liukan yang memukau penonton.
Pada saat yang sama, puncak festival Cap Go Meh di Kota Singkawang, 120 kilometer dari Kota Pontianak, menampilkan atraksi 765 tatung. Tatung-tatung ini beratraksi dan berpadare di jalan-jalan tertentu, setelah sebelumnya dilepas oleh Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis.
Tahun lalu, Festival Cap Go Meh Singkawang menyabet rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk tatung terbayak dan naga terpanjang, tahun ini peringkat itu kembali dicatatakan oleh pawai lampion malam Minggu sebelumnya. MURI diberikan untuk lampion naga terpanjang yang mencapai 138 meter.
SEVERIANUS ENDI
0 komentar:
Posting Komentar
terima kasih telah berkomentar :)