writing, sharing, expressing

Kakek Pastor: Jadilah Wartawan Kristus

Saya paling kanan, bersama para Imud Kap :) 
Oleh Severianus Endi, Pontianak

Sebanyak 14 orang Imam Muda Kapusin Pontianak (Imud Kap) mengikuti acara bincang-bincang jurnalistik selama dua hari, 11-12 November 2001, di Gedung Paroki Gereja St Sisilia, Sungai Raya, Pontianak, Kalimantan Barat. Empat pemateri menyampaikan perbincangan mengenai jurnalistik praktis, citizen reporter, foto, dan pemanfaatan media internet.

Dua pemateri merupakan wartawan Katolik di Pontianak, yakni Budi Miank dan Bas Andreas, keduanya jurnalis Pontianak Post. Pemateri lain, saya sendiri, yang pernah jurnalis Tribun Pontianak, dan Alexander Mering, pernah menjadi jurnalis Harian Equator dan Borneo Tribune.

Ada satu peserta unik dalam acara ini. Di komunitas Imam-imam Kapusin dan juga sebagian kalangan umat, dia sering kami panggil kakek.

Kakek Pastor Matheus Sanding OFM Cap yang lahir tahun 1932, merupakan imam Kapusin Dayak pertama. Kakek ditahbiskan pada 5 Maret 1966 di Gereja Parapat, Sumatera Utara.

"Pelatihan jurnalistik ini penting, untuk menjadikan kita semua wartawan Kristus, penyampai warta gembira sampai ke pelosok desa," ucap Kakek Pastor.

Para pemateri mendorong imam-imam muda Kapusin, untuk memanfaatkan internet sebagai media pewartaan. Apalagi sebagian daerah pelayanan di Kalimantan Barat masih berupa perkampungan terpencil.

"Banyak cerita-cerita unik namun bermakna, yang bisa di-sharingkan. Misalnya perjuangan pastor yang harus memikul sepeda motor karena jalan tourne terendam banjir," begitu di antara yang saya ucapkan, sebagai satu di antara pemateri.

Sementara Budi Miank memaparkan, pastor pun bisa menjadi wartawan dalam kondisi tertentu. Melalui rubrik Citizen Reporter, warga biasa pun bisa menuliskan suatu peristiwa untuk ditampilkan media massa.

"Jika suatu saat pastor-pastor mengalami peristiwa luar biasa, tulislah informasinya, dan bisa dikirim ke koran. Tentu mekanisme redaksi yang akan memproses layak atau tidaknya berita itu ditayangkan," ujar Budi Miank.

Bas Andreas menyampaikan materi mengenai "foto yang berbicara". Dia menunjukkan contoh-contoh foto yang bisa menampilkan banyak cerita.

"Foto bisa memunculkan banyak cerita. Ada foto yang bisa "berbicara" sendiri, dan ada pula foto yang diperlukan untuk memperkuat naskah," kata Bas. (*)



0 komentar:

Posting Komentar

terima kasih telah berkomentar :)

Kakek Pastor: Jadilah Wartawan Kristus