writing, sharing, expressing

Tak Cukup Jika Hanya Kuliah

Heribertus Lintu, tokoh yang dituakan. 
PANDANGAN mata Heribertus Lintu (52) berbinar menyaksikan sekitar 40-an mahasiswa asyik berdiskusi, Minggu (6/12/09), di gedung Balai Mandiri Lestari, Jl Sutoyo, Kota Pontianak. Sebagai orang yang dianggap sesepuh, ia meluangkan waktu sekadar menyaksikan acara yang terhitung jarang terjadi ini.

Para mahasiswa itu berasal dari pedalaman Kabupaten Ketapang, yakni Kecamatan Simpang Hulu. Setahun belakangan, mereka mendirikan organisasi yang diberi nama Persatuan Mahasiswa Pelajar Simpang Hulu (PMPSH).

Hal ini mengharukan bagi Lintu. Saat diminta menuturkan pengalamannya, ia pun lantas menumpahkan segala kesan untuk memotivasi para pelajar dan mahasiswa itu.

"Saya mulai tinggal di Kota Pontianak sejak 1977. Waktu itu masih sepi. Jumlah pelajar dari kampung kita, masih bisa dihitung dengan jari," ucap Lintu.

Pada tahun-tahun itu, mereka pun lebih disibukkan dengan kegiatan persekolahan sambil bekerja sedikit-sedikit. Belum terlintas keinginan untuk berorganisasi, dan jika ingin bertemu, paling- paling memanfaatkan sisa waktu sekolah.

"Saya masuk sekolah pertukangan. Kemudian sejak 1980, mulai bekerja sebagai tukang dan sampai sekarang kadang memborong," ucap ayah empat anak ini.

Ia pun berpesan, para pelajar dan mahasiswa yang boleh dibilang "merantau" di Kota Pontianak, jangan hanya terpaku pada proses belajar formal. Kegiatan berorganisasi sangat positif untuk mengembangkan diri, dan mulai menyumbangkan sesuatu bagi masyarakat.

Pose bersama tutor. 
Ketua PMPSH, Alexander Yogi, menguraikan, kesadaran berorganisasi muncul tatkala melihat para pelajar dan mahasiswa ini seolah "ayam kehilangan induk". Maka ide untuk menyatukan kegiatan dalam organisasi dinilai penting, setidaknya sebagai pembelajaran di luar sekolah.

"Meski tertatih-tatih, kami tetap mencoba melakukan sesuatu sejauh kami bisa. Dua kali dalam momen liburan, kami bikin kegiatan di kampung halaman," ujar Yogi.

Kegiatan tersebut berupa seminar kecil tentang bahaya narkoba di ibu kota Kecamatan Simpang Hulu, Balai Berkuak. Kemudian, penyuluhan tentang pendidikan di Dusun Kangking, daerah yang semakin jauh di pedalaman.

"Respon masyarakat tak kami duga. Mereka antusias menerima kami, dan dialog yang terjadi sangat komunikatif," ujarnya.

Bahkan, menurutnya, masyarakat di desa lain pun meminta diadakan kegiatan serupa di kampung mereka. Permintaan itu yang masih sulit mereka penuhi, akibat hanya bergantung pada waktu liburan.

"Setidaknya, kami ingin belajar bekerja sama antar teman-teman pelajar dan mahasiswa, untuk berbuat sekecil apapun," kata Yogi.

Jumlah pelajar dan mahasiwa asal Simpang Hulu di Kota Pontianak tak terlalu banyak. Dalam database PMPSH, hanya terdata sekitar 80-an orang.

Jika digabung dengan yang belum terdata, paling banyak 150-an orang. Ketua Dewan Pembina PMPSH, B Hendi C, mengingatkan, para pelajar dan mahasiswa harus menjaga semangat dan kehormatan diri selama menjalani proses pendidikan.

"Ingat, para orangtua punya harapan besar, agar kalian berhasil. Kalau sampai gagal, mereka tak percaya lagi menyekolahkan kalian di sini," kata Hendi, yang juga direktur sebuah LSM lingkungan ini.

SEVERIANUS ENDI



0 komentar:

Posting Komentar

terima kasih telah berkomentar :)

Tak Cukup Jika Hanya Kuliah