Seperti lazimnya hari besar keagamaan, tradisi berkunjung dari rumah ke rumah saat Natal masih amat kental di Indonesia, termasuk Kalbar. Bagaimana dengan kebiasaan umat Katolik di Italia?
Ternyata tak ada acara Natalan dari rumah ke rumah. Kalau pun ada, sangat terbatas untuk kalangan internal keluarga.
LOURDES - Berpose sejenak sebelum berziarah di Lourdes, Perancis. FOTO PRIBADI
Begitu dituturkan Pastor Heribertus Ferry Monatolas CP (34) kepada saya melalui "sambungan internet" Jumat (18/12). Pastor Tolas, sapaan akrabnya, kelahiran desa Karab di pedalaman Ketapang, Kalbar.
"Kesannya tidak semeriah perayaan natal di negara kita. Mungkin karena Natal di negara barat jatuh pada musim dingin. Jadi suasanaya ya dingin-dingin saja," kelakarnya.
Tapi, tak semua wilayah Eropa dingin pada masa Natal. Suasana meriah dengan hiasan bernuansa merah khas Natal, seperti di mal-mal, kampung-kampung, dan orang-orang berkumpul luar biasa banyaknya.
Pastor Tolas ditugaskan di Italia sejak November 2007. Di sana, ia tinggal di Sicilia, Palermo.
Mulanya, ia mengemban tugas pendampingan bagi para frater (calon pastor) yang bergabung dengan Provinsi Passionis Sicilia, Palermo, Italia.
"Secara liturgis, Natal di Italia sama saja dengan di Tanah Air, sesuai Pedoman Umum Missale Romanum. Kegiatannya sangat bervariasi, meskipun tak semua paroki yang menyelenggarakannya," tutur pastor yang ditahbiskan di Gereja Tanjung Hulu, Kota Pontianak, 3 Juni 2004 ini.
"Ada juga paroki yang menggelar acara Natal untuk anak-anak. Atau keluarga yang menggelar pesta bersama anak-anaknya yang pulang liburan," ujarnya.
Sedangkan acara antara pastor dengan umat, biasanya menyaksikan koser lagu dan pementasan Natal. Memang, tak semua paroki menggelar acara seperti itu.
Apa jadwal rutin masa advent menjelang natal di Negeri Pizza itu? Menurut Pastor Tolas, tidak ada kegiatan yang khusus.
Hal rutin seperti misa mingguan di paroki dan di rumah sakit. Pada masa advent, ada dua doa novena yang menjadi tradisi. Novena tersebut adalah Novena Immakulata dan Novena Natal, yang saat ini terus dilakukan hingga menjelang Natal.
* * *
Saat mengetahui pimpinan biara menugaskan dirinya ke Italia, Pastor Tolas sempat merasa cemas. Apalagi untuk menjalin komunikasi dengan bahasa yang belum pernah dipelajarinya, maupun budaya Barat yang sama sekali berbeda dengan budaya Indonesia.
"Wah, saya tidak pernah mengambil kursus bahasa Italia. Hampir seluruhnya saya pelajari autodidak. Membeli bukunya dan bertanya kepada teman-teman," kenang Pastor Tolas.
Diakuinya, tidak mudah menguasai bahasa Negeri Pizza. Sekadar untuk berbicara saja, butuh waktu hampir satu tahun.
KELUARGA ITALIA - Pastor Heribertus Ferry Monatolas CP (kedua dari kiri) berfoto bersama sebuah keluarga Italia. Mereka memanggilnya Padre, bahasa setempat untuk sebutan Pastor. FOTO PRIBADI
Bagaimana sekarang? Pastor kelahiran pedalaman Simpang Hulu, Ketapang ini sudah tak lagi kaku berkomunikasi dengan umatnya.
Bahasa sehari-hari, memimpin misa, berkotbah, atau pun melayani konsultasi umat, semua dalam bahasa Italia. Lalu, sebutan umat terhadap dirinya pun kini berubah.
"Waktu bertugas di Jawa, umat memanggil saya Romo. Saat di Kalimantan, saya dipanggil Pastor. Nah, di "dunia lain" ini (Italia), mereka memanggil saya Padre Eriberto," ucap ," ucap sulung dari lima bersaudara ini.
Nama beraroma Italia itu bukan bikinan, tapi ucapan orang sana menyebutkan nama baptisnya, Heribertus. Ya, Padre Eriberto, terdengar Italian Style.
Awal mula di Negeri Pizza, Pastor Tolas belum secara langsung bertugas di paroki. Baru pada Januari 2009, ia diminta membantu pelayanan umat di Paroki Induk Maria SS Annunziata, Partinico, Palermo.
"Jumlah umat di paroki ini sekitar 15 ribu orang. Selain itu, juga menjadi pelayanan rohani di sebuah rumah sakit swasta di Partinico," katanya.
Ia mengisahkan, umumnya orang Italia Selatan lebih familiar dan ramah dibandingkan orang Italia Utara. Kuncinya harus memiliki keberanian bergaul dan berusaha.
Itulah prinsip tugas seorang misionaris seperti dirinya. Harus mampu hidup di mana pun, dengan siapa pun, dan dalam keadaan apapun.
"Seorang misionaris tidak membawa dirinya sendiri, tetapi membawa Mandat Ilahi yaitu Warta Gembira Yesus Kristus," ucapnya mantap.
Oh ya, apa bahasa Italia untuk mengucapkan Selamat Hari Natal? Ternyata tak sulit-sulit amat: Buon Natale.
::severianus endi::
Harian Tribun Pontianak, Kalbar
LOURDES - Berpose sejenak sebelum berziarah di Lourdes, Perancis. FOTO PRIBADI
Begitu dituturkan Pastor Heribertus Ferry Monatolas CP (34) kepada saya melalui "sambungan internet" Jumat (18/12). Pastor Tolas, sapaan akrabnya, kelahiran desa Karab di pedalaman Ketapang, Kalbar.
"Kesannya tidak semeriah perayaan natal di negara kita. Mungkin karena Natal di negara barat jatuh pada musim dingin. Jadi suasanaya ya dingin-dingin saja," kelakarnya.
Tapi, tak semua wilayah Eropa dingin pada masa Natal. Suasana meriah dengan hiasan bernuansa merah khas Natal, seperti di mal-mal, kampung-kampung, dan orang-orang berkumpul luar biasa banyaknya.
Pastor Tolas ditugaskan di Italia sejak November 2007. Di sana, ia tinggal di Sicilia, Palermo.
Mulanya, ia mengemban tugas pendampingan bagi para frater (calon pastor) yang bergabung dengan Provinsi Passionis Sicilia, Palermo, Italia.
"Secara liturgis, Natal di Italia sama saja dengan di Tanah Air, sesuai Pedoman Umum Missale Romanum. Kegiatannya sangat bervariasi, meskipun tak semua paroki yang menyelenggarakannya," tutur pastor yang ditahbiskan di Gereja Tanjung Hulu, Kota Pontianak, 3 Juni 2004 ini.
"Ada juga paroki yang menggelar acara Natal untuk anak-anak. Atau keluarga yang menggelar pesta bersama anak-anaknya yang pulang liburan," ujarnya.
Sedangkan acara antara pastor dengan umat, biasanya menyaksikan koser lagu dan pementasan Natal. Memang, tak semua paroki menggelar acara seperti itu.
Apa jadwal rutin masa advent menjelang natal di Negeri Pizza itu? Menurut Pastor Tolas, tidak ada kegiatan yang khusus.
Hal rutin seperti misa mingguan di paroki dan di rumah sakit. Pada masa advent, ada dua doa novena yang menjadi tradisi. Novena tersebut adalah Novena Immakulata dan Novena Natal, yang saat ini terus dilakukan hingga menjelang Natal.
* * *
Saat mengetahui pimpinan biara menugaskan dirinya ke Italia, Pastor Tolas sempat merasa cemas. Apalagi untuk menjalin komunikasi dengan bahasa yang belum pernah dipelajarinya, maupun budaya Barat yang sama sekali berbeda dengan budaya Indonesia.
"Wah, saya tidak pernah mengambil kursus bahasa Italia. Hampir seluruhnya saya pelajari autodidak. Membeli bukunya dan bertanya kepada teman-teman," kenang Pastor Tolas.
Diakuinya, tidak mudah menguasai bahasa Negeri Pizza. Sekadar untuk berbicara saja, butuh waktu hampir satu tahun.
KELUARGA ITALIA - Pastor Heribertus Ferry Monatolas CP (kedua dari kiri) berfoto bersama sebuah keluarga Italia. Mereka memanggilnya Padre, bahasa setempat untuk sebutan Pastor. FOTO PRIBADI
Bagaimana sekarang? Pastor kelahiran pedalaman Simpang Hulu, Ketapang ini sudah tak lagi kaku berkomunikasi dengan umatnya.
Bahasa sehari-hari, memimpin misa, berkotbah, atau pun melayani konsultasi umat, semua dalam bahasa Italia. Lalu, sebutan umat terhadap dirinya pun kini berubah.
"Waktu bertugas di Jawa, umat memanggil saya Romo. Saat di Kalimantan, saya dipanggil Pastor. Nah, di "dunia lain" ini (Italia), mereka memanggil saya Padre Eriberto," ucap ," ucap sulung dari lima bersaudara ini.
Nama beraroma Italia itu bukan bikinan, tapi ucapan orang sana menyebutkan nama baptisnya, Heribertus. Ya, Padre Eriberto, terdengar Italian Style.
Awal mula di Negeri Pizza, Pastor Tolas belum secara langsung bertugas di paroki. Baru pada Januari 2009, ia diminta membantu pelayanan umat di Paroki Induk Maria SS Annunziata, Partinico, Palermo.
"Jumlah umat di paroki ini sekitar 15 ribu orang. Selain itu, juga menjadi pelayanan rohani di sebuah rumah sakit swasta di Partinico," katanya.
Ia mengisahkan, umumnya orang Italia Selatan lebih familiar dan ramah dibandingkan orang Italia Utara. Kuncinya harus memiliki keberanian bergaul dan berusaha.
Itulah prinsip tugas seorang misionaris seperti dirinya. Harus mampu hidup di mana pun, dengan siapa pun, dan dalam keadaan apapun.
"Seorang misionaris tidak membawa dirinya sendiri, tetapi membawa Mandat Ilahi yaitu Warta Gembira Yesus Kristus," ucapnya mantap.
Oh ya, apa bahasa Italia untuk mengucapkan Selamat Hari Natal? Ternyata tak sulit-sulit amat: Buon Natale.
::severianus endi::
Harian Tribun Pontianak, Kalbar
0 komentar:
Posting Komentar
terima kasih telah berkomentar :)