writing, sharing, expressing

Pojok Bandara, Kisah Parkir dan Supir Taksi

Ada-ada saja kelakuan para supir taksi Bandara Supadio. Seperti siang itu, Rabu (30/4), mereka meneriaki dua mobil Kijang yang salah parkir.

Pasalnya, kedua mobil berwarna biru dan abu-abu metalik menutupi jalur lewat mobil lain. Tepatnya di depan terminal kedatangan dalam negeri.

Tambah lagi, hujan tiba-tiba turun dengan derasnya. Di jalur itu, sudah antri belasan mobil yang hendak lewat.

Gerak mobil-mobil itu terhambat karena ulah mobil kijang tadi. Belasan supir taksi berteriak-teriak sambil memukulkan sesuatu ke lantai, sehingga menimbulkan suara gaduh.

Kedua mobil yang menyumbat’ jalur itu diam tak bergerak. Tampak seorang supir taksi menyeruak hujan, mengintip ke jendelanya.

"Ndak ada orang,” teriaknya sambil berlari kembali ke terminal. Bajunya basah oleh titik-titik hujan.

Mobil-mobil yang antre mau lewat mengeluarkan suara klakson yang memekakkan telinga. Para supir taksi pun ikut-ikutan menbunyikan klakson dari mobil mereka. Gaduh sekali, ditambah teriakan tak jelas.

Hei, mana yang punya?” teriak seseorang. Tiba-tiba seorang lelaki berbaju coklat datang terburu-buru. Ia berlari di bawah hujan, menuju mobil paling depan berwarna biru.

Para supir taksi meneriakinya, Huuu...!!!” Mobil itupun segera bergerak ke areal parkiran.
Tetapi jalur itu masih saja tersumbat’ karena masih tersisa mobil warna abu-abu metalik. Sementara para pengemudi yang antre di belakangnya semakin tak sabar.

Empat supir taksi akhirnya berinisiatif mendorong mobil itu. Terbukalah celah yang cukup untuk mobil-mobil lain lewat.

Kita tunggu siapa yang punya!” gerutu seorang supir taksi. Lama kemudian, seseorang berkemeja hijau memasuki mobil itu. Anehnya, para supir tidak berteriak-teriak seperti tadi.

Mobil itu mundur, sampai ke depan terminal keberangkatan. Begitu ada mobil lain yang terhalang, mobil itu maju lagi memberi jalan.

Baru kemudian mundur lagi dan berhenti di depan terminal keberangkatan. Tampak tiga orang berseragam warna hijau daun masuk terburu-buru. Tidak jelas dari kesatuan mana.

Wah, orang berpangkat ndak tau aturan parkir!” gumam seorang supir taksi.
Begitulah kacaunya pengamanan parkir di Bandara Supadio. Tak tampak petugas yang turun tangan, selain para supir taksi yang berteriak-teriak.

Padahal, petunjuk lokasi parkir mobil jelas terpampang. Tetapi beberapa pengguna mobil masih saja nakal’. Memarkirkan mobilnya di area yang seharusnya bebas, di depan terminal keberangkatan dan kedatangan dalam negeri. Ancorrr, ancor!

Pontianak, 2 April 2008
SEVERIANUS ENDI




0 komentar:

Posting Komentar

terima kasih telah berkomentar :)

Pojok Bandara, Kisah Parkir dan Supir Taksi