writing, sharing, expressing

Di Tiang Limit

Sumber foto: kampungtki.com
Hampir menjelang sore penghabisan dengan langit berwarna kemerahan dan angin nan sejuk
Menghayalkan merdunya kucuran air rimba menimpa bebatuan alangkah sejuknya

Membayangkan tingkah aneka burung di ranting yang sebentar lagi siap pulang kandang
Ada kesibukan kecil di pekarangan belakang dengan tumpukan sampah dan bilah laet  bekas menganyam tikar atau merakit serua
Kelam pelan-pelan merangkah, dan memang malam akhirnya menjelang dengan pekatnya

Lewat sudah sore penghabisan, malam pekat kini di tengah desa
Malam pekat, sambil pikiran mengembara mencari kesejukan alam yang kian langka
Sedikit rasa terhibur membelai kerinduan yang bertahun-tahun dahaga
Esok segera tiba pagi permulaan entah seperti apa suasananya

Tetapi pepohonan dengan kanopi rindang dan suara desau angin yang bersahaja tak pernah berubah
Ada panggilan untuk segera pergi, ada pula desakan untuk sejenak menjauh
Di tiang limit, di tiang limit, tempat segala keputusan harus segera dibuat
Ruang sempit untuk mengambil langkah baru entah ke mana

Sementara deaunan rindang sesekali bergoyang di kegelapan
Memberi tanda, atau bukan apa-apa, pada seseorang yang terlalu suka merenung
Ini tiang limit, dan tak ada pilihan lain selain meneruskan langkah



0 komentar:

Posting Komentar

terima kasih telah berkomentar :)

Di Tiang Limit