writing, sharing, expressing

Tentang Dendam Itu (5)

Seribu maafpun tak bakal mengubah warna di cakrawala pagi ataupun senja Kuingin bahtera yang penuh kebohongan itu segera karam berlatar lambaian daun kelapa di pulau-pulau tak bernama
Lolongan maaf yang tak berguna menambah indahnya suram cahaya merambat menuju malam
Atau kelip gemintang muram nun di jagad raya tak berbatas tanpa penanda

Bahagiamu adalah fitnah demi fitnah yang karena kali ini kujawab dengan kepalan tangan membumbung ke langit
Bahagiamu adalah bungkamnya suara orang-orang baik yang tak berdaya oleh kebiadabanmu
Tapi credo usang itu terus kau nyanyikan dan kian terdengar sumbang

Tak bakal kupercaya credomu
Pun jika diucapkan dari altar kumuhmu yang penuh noda fana
Dan khilaf kau bilang?
Puaslah kau jungkir semua sabda, dan tak bakal kupercayai segala petuah dangkal itu

Dan bahagiaku adalah melihat kau yang meraung-raung dengan zakar remuk!
Maka akupun ikhlas mendiami neraka
Dengan perjanjian baru tentang kesumat yang tuntas sudah (*)



0 komentar:

Posting Komentar

terima kasih telah berkomentar :)

Tentang Dendam Itu (5)