Genap dua tahun sudah usia harian pagi Tribun Pontianak. Acara sederhana digelar Minggu (1/8/10), bersama para karyawan dan relasi di kantor redaksi.
Pemimpin Perusahaan Agus Nugroho, mengulasbalik, koran daerah berbendera Tribun yang dimulai akhir 2003 di Kalimantan Timur, yakni Tribun Kaltim. Berikutnya disusul Tribun Timur dan Tribun Batam.
"Hingga saat ini, koran berbendera Tribun sudah masuk ke 15 provinsi," ujar Agus.
Harian Tribun Pontianak terbit perdana pada 1 Agustus 2008. Setelah menapak. Usia dua tahun, Agus mengatakan, koran ini masih menghadapi persoalan terbatasnya SDM.
Diakuinya pula, di antara koran-koran daerah milik Kompas Gramedia, Tribun Pontianak ini tergolong yang paling banyak mendatangkan tenaga bantuan tempur (banpur) saat awal-awal terbit. Setengah berkelakar, Agus menyitir sebuah pameo yang menyebutkan, hanya orang gila yang bisa tahan kerja di koran.
"Orang yang mampu mengombinasikan tujuan personal dengan tujuan perusahaan, itulah yang bisa bekerja di koran. Jadi tak harus gila dulu baru bisa bertahan," kata dia yang segera disambut tawa para karyawan.
Pemimpin Redaksi Albert GJ Joko, menyambung, kerja keras dengan penuh integritas, amat diperlukan dalam usia pertumbuhan ini. Terlebih, kepercayaan pembaca sangat terasa, terbukti dengan maraknya pengaduan masyarakat melalui rubrik interaktif.
"Bagi sebagian masyarakat, kitalah yang dijadikan tempat mengadu. Banyak persoalan yang mereka hadapi, minta dicarikan solusinya lewat rubrik interaktif itu. Kepercaya ini harus tetap kita jaga," ujar Albert.
Meski acara amat sederhana, kemeriahan tetap terasa, karena para wartawan yang bertugas di daerah berkesempatan kumpul bersama. Mengenakan seragam baru yang didominasi warna hitam, para karyawan larut sejenak dalam kebersamaan yang terbilang langka. (*)
Laporan ini dimuat di situs Tribunnews dan Portal Tribun Pontianak
"Hingga saat ini, koran berbendera Tribun sudah masuk ke 15 provinsi," ujar Agus.
Harian Tribun Pontianak terbit perdana pada 1 Agustus 2008. Setelah menapak. Usia dua tahun, Agus mengatakan, koran ini masih menghadapi persoalan terbatasnya SDM.
Diakuinya pula, di antara koran-koran daerah milik Kompas Gramedia, Tribun Pontianak ini tergolong yang paling banyak mendatangkan tenaga bantuan tempur (banpur) saat awal-awal terbit. Setengah berkelakar, Agus menyitir sebuah pameo yang menyebutkan, hanya orang gila yang bisa tahan kerja di koran.
"Orang yang mampu mengombinasikan tujuan personal dengan tujuan perusahaan, itulah yang bisa bekerja di koran. Jadi tak harus gila dulu baru bisa bertahan," kata dia yang segera disambut tawa para karyawan.
Pemimpin Redaksi Albert GJ Joko, menyambung, kerja keras dengan penuh integritas, amat diperlukan dalam usia pertumbuhan ini. Terlebih, kepercayaan pembaca sangat terasa, terbukti dengan maraknya pengaduan masyarakat melalui rubrik interaktif.
"Bagi sebagian masyarakat, kitalah yang dijadikan tempat mengadu. Banyak persoalan yang mereka hadapi, minta dicarikan solusinya lewat rubrik interaktif itu. Kepercaya ini harus tetap kita jaga," ujar Albert.
Meski acara amat sederhana, kemeriahan tetap terasa, karena para wartawan yang bertugas di daerah berkesempatan kumpul bersama. Mengenakan seragam baru yang didominasi warna hitam, para karyawan larut sejenak dalam kebersamaan yang terbilang langka. (*)
Laporan ini dimuat di situs Tribunnews dan Portal Tribun Pontianak
0 komentar:
Posting Komentar
terima kasih telah berkomentar :)