Pengamat politik dari Universitas Tanjungpura Pontianak, Ori Fachriansyah, menilai, Pemilukada kali ini menjadi momentum yang sangat baik untuk menilai kematangan demokrasi lokal. Terbukti dari bergesernya isu-isu etnisitas yang sempat mengkhawatirkan, dan dinamika partai besar yang naik maupun turun.
"Hasil sementara, bisa dikatakan Golkar kembali berjaya, setelah beberapa Pemilukada yang lalu sempat terpuruk. Artinya konsolidasi internal tubuh Golkar berhasil, dan mereka kembali percaya diri," tutur Ori kepada Tribun, Kamis (20/5/10).
Partai besar yang bertarung, sebut saja Golkar, PDIP, dan Partai Demokrat, di satu daerah berkoalisi, namun di daerah lain menjadi rivalitas. Menurut Ori, ini suatu bentuk kematangan demokrasi, yang memberi harapan terwujudnya kematangan politik di tingkat lokal.
Data sementara sampai Kamis siang, memang perolehan kandidat yang diusung Golkar cukup menyolok. Dari 6 kabupaten, calon yang diusung "Beringin" beserta koalisinya, tampak mulai mendominasi di 4 kabupaten, yakni Ketapang, Melawi, Kapuas Hulu, dan Sintang.
Bandingkan dengan Pilwako Pontianak 2009, calon Golkar kalah. Kemudian pada Pemilukada Kabupaten Kubu Raya 2009, kandidat dari jalur perseorangan yang berhasil meraih kursi nomor satu.
Jauh sebelumnya, pada Pilkada Gubernur Kalbar, justru PDIP yang menjadi pemenang. Bahkan perolehan suara PDIP pada sejumlah pemilu, baik Pilpres, Pileg, dan sejumlah Pilkada, sempat membuat Kalbar menjadi semacam "basis" bagi Moncong Putih di luar Jawa dan Bali.
"Pemilukada 2010 ini ternyata membuktikan, isu etnisitas telah bergeser. Kita lihat, para kandidat berlatar sangat variatif, begitu juga basis politiknya. Juga dominasi partai besar sebelumnya tidak harus terus-menerus bertahan, supaya ada dinamika. Ini konsolidasi demokrasi lokal yang baik, mudah-mudahan seterusnya begini untuk mencapai kematangan berdemokrasi," urai Ori.
Empat kabupaten yang sementara unggul dalam penghitungan cepat, seluruhnya kaodidat yang diusung Golkar. Di Kabupaten Melawi, incumbent Wakil Bupati Firman Muntaco unggul atas kandidat yang diusung PDIP dan Demokrat.
Periode baru lalu, bupati dari Demokrat memimpin daerah ini. Lalu Sintang, Jarot Winarno yang incumbent wakil bupati, mengalahkan Milton Crosby yang merupakan pasangannya di pemerintahan belakangan ini.
Kemudian, dua daerah yang masih merupakan basis Golkar tetap bertahan, yakni Kapuas Hulu dan Ketapang. Di Kapuas Hulu, adik incumbent Bupati Thambul Husin, dan di Ketapang putra incumbent Bupati Morkes Effendy.
Bagaimana dengan PDIP? Di Kabupaten Bengkayang, incumbent Yacobus Luna merupakan Ketua DPC PDIP, dan Pemiluakada ini putranya Darwis masih di bawah perolehan Suryatman Gidot yang diusung Demokrat.
Gidot tak lain tak bukan merupakan incumbent wakil ayahnya dalam pemerintahan yang akan habis periode sebentar lagi. Kemudian di Sekadau, incumbent Bupati Simon Petrus yang diusung koalisi Demokrat dan PDIP masih bertengger di tangga teratas. Kita nantikan saja hasil finalnya!
Severianus Endi | Tribun Pontianak | Dimuat di Tribun Portal dan Tribunnews
"Hasil sementara, bisa dikatakan Golkar kembali berjaya, setelah beberapa Pemilukada yang lalu sempat terpuruk. Artinya konsolidasi internal tubuh Golkar berhasil, dan mereka kembali percaya diri," tutur Ori kepada Tribun, Kamis (20/5/10).
Partai besar yang bertarung, sebut saja Golkar, PDIP, dan Partai Demokrat, di satu daerah berkoalisi, namun di daerah lain menjadi rivalitas. Menurut Ori, ini suatu bentuk kematangan demokrasi, yang memberi harapan terwujudnya kematangan politik di tingkat lokal.
Data sementara sampai Kamis siang, memang perolehan kandidat yang diusung Golkar cukup menyolok. Dari 6 kabupaten, calon yang diusung "Beringin" beserta koalisinya, tampak mulai mendominasi di 4 kabupaten, yakni Ketapang, Melawi, Kapuas Hulu, dan Sintang.
Bandingkan dengan Pilwako Pontianak 2009, calon Golkar kalah. Kemudian pada Pemilukada Kabupaten Kubu Raya 2009, kandidat dari jalur perseorangan yang berhasil meraih kursi nomor satu.
Jauh sebelumnya, pada Pilkada Gubernur Kalbar, justru PDIP yang menjadi pemenang. Bahkan perolehan suara PDIP pada sejumlah pemilu, baik Pilpres, Pileg, dan sejumlah Pilkada, sempat membuat Kalbar menjadi semacam "basis" bagi Moncong Putih di luar Jawa dan Bali.
"Pemilukada 2010 ini ternyata membuktikan, isu etnisitas telah bergeser. Kita lihat, para kandidat berlatar sangat variatif, begitu juga basis politiknya. Juga dominasi partai besar sebelumnya tidak harus terus-menerus bertahan, supaya ada dinamika. Ini konsolidasi demokrasi lokal yang baik, mudah-mudahan seterusnya begini untuk mencapai kematangan berdemokrasi," urai Ori.
Empat kabupaten yang sementara unggul dalam penghitungan cepat, seluruhnya kaodidat yang diusung Golkar. Di Kabupaten Melawi, incumbent Wakil Bupati Firman Muntaco unggul atas kandidat yang diusung PDIP dan Demokrat.
Periode baru lalu, bupati dari Demokrat memimpin daerah ini. Lalu Sintang, Jarot Winarno yang incumbent wakil bupati, mengalahkan Milton Crosby yang merupakan pasangannya di pemerintahan belakangan ini.
Kemudian, dua daerah yang masih merupakan basis Golkar tetap bertahan, yakni Kapuas Hulu dan Ketapang. Di Kapuas Hulu, adik incumbent Bupati Thambul Husin, dan di Ketapang putra incumbent Bupati Morkes Effendy.
Bagaimana dengan PDIP? Di Kabupaten Bengkayang, incumbent Yacobus Luna merupakan Ketua DPC PDIP, dan Pemiluakada ini putranya Darwis masih di bawah perolehan Suryatman Gidot yang diusung Demokrat.
Gidot tak lain tak bukan merupakan incumbent wakil ayahnya dalam pemerintahan yang akan habis periode sebentar lagi. Kemudian di Sekadau, incumbent Bupati Simon Petrus yang diusung koalisi Demokrat dan PDIP masih bertengger di tangga teratas. Kita nantikan saja hasil finalnya!
Severianus Endi | Tribun Pontianak | Dimuat di Tribun Portal dan Tribunnews
0 komentar:
Posting Komentar
terima kasih telah berkomentar :)