writing, sharing, expressing

Menangkrik...

Dalam pengembaraan di alam fana, sering kita menemukan hal-hal yang 'menangkrik'. Misalnya, ada kucing bermain balon, ketika balon itu dor pecah karena kuku yang panjang, sang kucing berlari, bersembunyi, bak anak kecil yang mau menghindari kesalahan dan dosa. Ada lagi contoh lain, sepasang remaja jatuh cinta di bawah asuhan bulan pur...loh, kok malah nyanyi?

Jadi, soal menangkrik atau tidaknya fenomena, rupa-rupanya sangat bergantung pada sensitifitas manusia. Apakah aku sensitif saat melihat kucing yang pura-pura gak tau kesalahannya telah memecah balon? Ataukah aku cuek bebek saja melihat seorang petugas PLN memanjati tiang listrik dan asyik mengutak-atik sesuatu di bawah hujaman sang surya yang menusuk sampai dasar tulang sehingga keringat bercucuran bagai hujan di pagi yang dingin dan sunyi?

Atau hanya sensitif saat melihat kaki atau lutur atau sedikit di atas lutut lewat (maksudnya cewek berpakai serba mini, sehingga yang terlihat cuma bagian-bagian yang telah disebutkan), sehingga segera bereaksi lahir bathin jiwa raga?

Rupanya, banyak fenomena lewat begitu saja, karena sudah dianggap terlalu biasa. Mungkin, terlalu lama bertapa justru membuat indera pengecapan 'sosial" bisa tumpul bahkan mandul. Siapa tahu? Ya tahu yang enak konon cuma ada di Sumedang. Kan ada iklannya di warung bujo Yogya, 'tahu sumedang, tahunya orang yang tahu.'

Bicara soal menangkrik atau tidaknya, itru tretgantrung padra yang bergantrung. Dran, jangran sekrai-klari percraya tulisran orang sinting, hehe, kena loe!!!




1 komentar:

  1. Sial kena tepu lagi ane...Dah asik menyimak eh malah di katain..Dasar dodol :P

    BalasHapus

terima kasih telah berkomentar :)

Menangkrik...