writing, sharing, expressing

Menulis dan Bertindak

Saudara Abdurrahman Wahid, sebelum menjadi Presiden RI ke-4, jauh sebelumnya sudah dikenal sebagai penulis handal. Sekian jumlah buku dan artikel di media massa, telah "dilahirkan". Pendak kata, siapapun akan mengenai kepiawaian tulis-menulis Mas Dur

Saat dia menjadi Presiden, saya pernah membaca "catatan pinggir" Goenawan Mohhamad di TEMPO, judulnya "Penulis". Saya mencoba mengigat saripati tulisan itu, rasanya kira-kira begini:

"Seorang penulis bekerja di balik meja, dan menuangkan pikirannya pada selembar kertas. Tulisan itu lalu dibaca oleh orang-orang lewat bantuan media. Setiap penulis boleh saja melontarkan apapun, dengan bingkai logika dan analisisnya masing-masing. Kerapkali, seorang penulis tidak usah tahu, atau tidak perlu tahu, apa reaksi orang-orang terhadap tulisannya. Pendek kata, penulis bisa disebut pekerjaan-individual.

"Nah, sekarang, bicara pekerjaan Presiden. Barangkali Mas Dur masih membawa gaya seorang penulis dalam tugas Kepresidenannya. Bukankah, perbedaan Penulis dan Presiden jauh berbeda? Seorang Presiden, tentu tak bisa acuh terhadap reaksi orang terhadap pekerjannya. Seorang Presiden, berbeda dengan seorang Penulis, harus sangat mempertimbangkan bagaimana reaksi orang yang notabebe rakyat yang sedang dipimpin.

Eh, silakan direnungkan ya?




0 komentar:

Posting Komentar

terima kasih telah berkomentar :)

Menulis dan Bertindak