writing, sharing, expressing

Sempit dan Rusak, Tapi Aman

* Kesan Warga Malaysia Susuri Jalan Kalbar

Ruas jalan yang sempit dan kondisinya rusak, ternyata tak selamanya memunculkan kekesalan. Pujian bisa saja muncul dibalik carut-marut infrastruktur tersebut.

Adalah Joing Midel, satu dari 46 warga Malaysia yang berkunjung ke Kota Pontianak dalam rangkaian Borneo Dayak Cultural Heritage Safari, 18-22 September lalu.

Keterangan foto: Saya bersama James Richie (kanan), wartawan Eastern Times, berfoto saat malam gembira di Rumah Betang Kota Pontianak, 21 September. Foto by Severianus Endi
Rombongan tersebut berangkat dari Kuching menuju Kota Pontianak, sempat menginap di Sanggau dan Singkawang. Kemudian tiba di Kota Pontianak, 21 September sore.

Mereka menempuh perjalanan darat 751 kilometer antara Kuching-Pontianak, menggunakan sejumlah mobil jenis sport. Joing menuturkan, ketika perjalanan bermula dari Kuching, suasana terasa nyaman dengan jalan yang lebar dan mulus.

"Mulai terasa beda setelah melewati perbatasan di Entikong. Jalanan lebih sempit dan rusak, tapi hebatnya, sepanjang perjalanan itu tak terjadi satu pun accident," tutur Joing kepada Tribun, beberapa saat setelah tiba di Kota Pontianak dan melakukan check in di sebuah hotel.

Ia menilai, orang Kalbar sangat memahami bagaimana berkendara dalam kondisi jalan sempit dan rusak. Itupula sebabnya, ia yang baru pertama kali berkunjung ke Kalbar merasa tenang sepanjang perjalanan.

"Saya juga surprise, di sini banyak amat motocycle dan kerete. Tapi ya itu tadi, tak ada accident meskipun jalan trouble sangat," pujinya.
Pensiunan Petronas ini menggambarkan, kondisi sebaliknya terjadi di tempat asalnya. Sedikit sekali sepeda motor dan mobil di jalanan, karena banyak orang memilih jalan kaki atau naik bis kota.

"Kerana jalanan luas dan bagus, mungkin orang-orang suka laju berkendara. Maka seringlah ada accident," katanya.
Seorang peserta lainnya, James Richie, juga mengungkapkan perasaan senang karena rasa rindunya kepada Kalbar bisa terpuaskan. Pasalnya, ia pernah melakukan perjalanan darat amat sulit sekitar 20 tahun silam.

"Waktu itu, kami menggunakan sepeda motor menyusuri jalan kecil. Waduh berkesan sekali. Kami banyak membuat foto hutan yang masih bagus," kenang wartawan Eastern Times ini.

Nah, saat kembali berkunjung ke Kalbar kali ini, pria berdarah campuran Skotlandia ini menemukan kenyataan yang lebih maju. Jalanan sudah terbuka, kendaraan banyak, meskipun hutan-hutan alami yang dulu dijumpainya sudah banyak berkurang.

"Datang ke Kalbar, bisa mengobati kerinduan saya. Kita kan negara seumpun, bersaudara, bersahabat. Kalau ada waktu, saya tetap ingin berkunjung lagi ke sini," ujar Richie, yang sudah 36 tahun berprofesi sebagai wartawan ini.

Rombongan ini mencatat aneka pengalaman berkesan sepanjang perjalanan. Di Landak, misalnya, mereka disambut dengan tari-tarian tradisional setempat. Richie pun menunjukkan foto-foto digital dari kameranya, saat acara meriah itu berlangsung.

"Usia saya sudah 60 tahun lebih, tapi semangat saya untuk berkunjung tak pernah surut. Kalbar menjadi tujuan favorit saya, jika nanti ada kesempatan lagi," kata Richie sambil tersenyum. (severianus endi)




0 komentar:

Posting Komentar

terima kasih telah berkomentar :)

Sempit dan Rusak, Tapi Aman