writing, sharing, expressing

Cetak Biru Kerjasama SDNU dan MADN

* Tempuh 751 KM Jalan Darat Kuching-Pontianak

Cetak biru kerja sama yang dibangun Serawak Dayak National Union (SDNU) bersama Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) memasuki langkah awal yang besar. Sebuah perjalaman bersejarah untuk pertama kalinya digelar, dalam rentang 18-22 September, untuk penyerahan MoU antar negeri serumpun ini.

Keterangan foto:
Serah-terima cindera mata antara pejabat Kalbar-Sawarak, di malam perpisahan di Hotel Kapuas Pallace Kota Pontianak. Foto by Severianus Endi

 
Sebanyak 46 orang, termasuk di dalamnya 3 mantan menteri di Malaysia, menempuh perjalanan darat 751 kilometer antara Kuching-Pontianak. Sempat menginap di Sanggau dan Singkawang, rombongan tiba di Kota Pontianak Senin (21/9) sore.

"Ini sebuah langkah besar dari cita-cita besar, untuk membina satu identity Dayak di Borneo. Ke depan kita akan membuat badan Dayak Sabah-Kalimantan yang bisa melingkupi semua," ujar Dr John Brian Anthony, kepala rombongan Borneo Dayak Cultural Heritage Safari tersebut.

Ia menuturkan, kerja sama akan dibangun di bidang kebudayaan, pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Karena itu, jalinan silaturahmi yang erat harus dikembangkan, agar kerja sama ini mudah direalisasikan.

"SDNU dan MADN telah sepakat, agar bangsa serumpun di dua negara ini boleh bekerja sama. Kita akan lihat semua opportunity, baik bidang culture, education, dan juga business," kata John Brian.

Ketua MADN Wilayah Kalbar, Atan Palil, mengungkapkan, kunjungan ini sekaligus menjadi napak tilas budaya. Seperti penuturan para leluhur, kedua bangsa di dua negara yang berbeda ini, dulunya berasal dari rumpun yang sama.

"Budaya menjadi alat pemersatu dan pencipta perdamaian. Kolaborasi ini akan menciptakan hubungan yang harmonis," kata Atan Palil.

Tokoh pemuda Dayak, yang juga Presiden Front Pembela Dayak, Petrus SA, mengungkapkan, meski berbeda negara, jalinan persaudaraan tak boleh putus. Hanya konsep negaralah yang menjadikan wilayah berbeda, tetapi hubungan persaudaraan menembus batas-batas itu.

"Kegiatan ini bukan dalam kerangka politik. Kita semakin disadarkan, saudara kita juga ada di Sarawak, begitupun sebaliknya," ujar Petrus.

Malam itu juga, digelar pesta penyambutan di Rumah Betang, Jl Sutoyo. Para peserta larut dalam keakraban, dengan suguhan khas Dayak serta kolaborasi mudik tradisional maupun modern.

"Sangat menggembirakan di sini. Sebelumnya dalam perjalanan, kami juga dijamu di Landak dengan tari-tarian," kata Salam, satu di antara pengurus SDNU.

Bagi Salam, ini bukanlah kali pertama berkunjung ke Kalbar. Ia kerap terlihat hadir dalam beberapa acara budaya yang telah lewat, seperti Pekan Gawai Dayak.

Ramah-tamah dengan Gubernur Kalbar digelar di Pendopo keesokan harinya, Selasa (22/9). Pagi itu pula, Menteri Pembangunan Sosial dan Urbanisasi Negeri Sawarak Malaysia, Yang Berhormat Dato Sri William Mawan Anak Ikom, menyusul dengan pesawat jet.

Cornelis mengatakan, pulau Kalimantan yang besar dan dibagi menjadi tiga negara, membutuhkan hubungan saling pengertian. Apalagi sejarah mencatat, suku-suku di ketiga negara sesungguhnya berasal dari rumpun yang sama dan bersaudara.

"Negara ini tak cukup hanya dibangun dari sisi ekonomi. Tapi juga dengan kebudayaan yang punya nilai positif yang bisa mempererat hubungan antar negera ini," kata Cornelis.

Acara pemungkas berupa serah-terima naskah MoU antara SDNU dan MADN dilakukan malam harinya, di Hotel Kapuas Pallace. Pada kesempatan itu, YB Dato Sri William Mawan Anak Ikom mengatakan, aspek sosial budaya haruslah diperjuangkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat kedua negara.

"Kegiatan seperti ini dapat terus dikekalkan di masa-masa yang akan datang. Kita hanya dipisahkan secara geografis, tapi hubungan persaudaraan ini sudah ada sejak lama," kata Dato Sri. (severianus endi)




0 komentar:

Posting Komentar

terima kasih telah berkomentar :)

Cetak Biru Kerjasama SDNU dan MADN