writing, sharing, expressing

Kecil di Mata Dunia, Besar dalam Karya

* 10 Tahun STT Pastor Bonus

Suasana di kompleks Sekolah Tinggi Teologi Pastor Bonus yang menyatu dengan Seminari Tinggi Antonio Ventimiglia, yang terletak di Siantan, Kota Pontianak, terasa asri. Pepohonan tumbuh subur dan rindang, serta rerumputan terpangkas rapi. Suasana hening, khas nuansa kompleks yang dihuni para imam.

Caption: Saya di antara dua Frater dari Kongregrasi Passionis, di halaman STT Pastor Bonus, Pontianak, dijepret 16 April 2009.

Para frater yang dididik di sini merupakan calon Imam Katolik. Mereka merupakan frater-frater dari Kongregrasi Passionis (Ordo Sengsara Yesus Kristus), Ordo Fransiskan (OFM Cap), dan frater Keuskupan atau diosesan regio Kalimantan.
Ketua Program Pascasarjana STT "Pastor Bonus", Dr William Chang OFM Cap, mengatakan, sejak berdiri sepuluh tahun lalu hingga sekarang, jumlah mahasiswa sebanyak 121 orang. Kemudian per 2006, yang akhirnya ditahbiskan menjadi pastor sebanyak 59 orang.
"Di mata dunia, sekolah ini kecil. Tapi mudah-mudahan, bisa berbuat sesuatu yang besar," ujar William, saat penandatanganan prasasti peresmian STT tersebut oleh Purnomo Yusgiantoro, Kamis, (16/4).
Purnomo hadir di kompleks yang asri di Jl 28 Oktober, Pontianak Utara itu, bukan sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Ia hadir bersama sejumlah donatur dari Jakarta, sebagai penyandang dana pembangunan fisik gedung kampus dan seminari tinggi tersebut.
Kedatangan Purnomo sendiri sebenarnya sudah ditunggu sejak lima tahun silam. Namun kesibukannya membuat jadwal yang sempat disusun tiga kali, selalu tertunda.
Pada prasasti itu, Gubernur Kalbar sebelumnya, Usman Ja'far, sudah membubuhkan tanda tangan. Dan baru pada hari itu, Purnomo bisa menyusul menggoreskan tanda tangannya dengan tinta emas.
Mungkin nama Pastor Bonus agak asing bagi sebagian orang. William mengatakan, nama tersebut diambil dari Injil Yohanes 10:11, Ego sum Pastor Bonus.
"Arti dari Pastor Bonus adalah Akulah Gembala yang Baik," jelas William.
Hingga saat ini, dosen yang mengajar di STT tersebut sebanyak 16 orang. Koleksi berbagai buku literatur dan referensi sebanyak 6.785 buah.
Uskup Keuskupan Agung Pontianak, Mgr Hieronymus Bumbun OFM Cap, mengatakan, ide mendirikan STT ini sudah muncul sejak 1976. Seluruh uskup Regio Kalimantan berupaya agar ide tersebut terwujud.
"Kuliah perdana akhirnya dimulai 15 September 1998, dengan hanya dua mahasiswa dan enam dosen. Waktu itu kampusnya menumpang di pastoran Maria Ratu Pencinta Damai (MRPD) di Sungai Jawi," tutur Bumbun.
Perjalanan berikutnya, sebuah rumah sempat disewakan untuk kegiatan perkuliahan. Sampai akhirnya, perjuangan para Uskup Regio Kalimantan dengan bantuan para donatur, bisa mendirikan gedung tersebut.
Penandatanganan prasasti tersebut tidak dihadiri oleh uskup-uskup di Regio Kalimantan yang lain, seperti Keuskupan Agung Samarinda, Tanjung Selor, Banjar Masin, dan Palangka Raya, karena mereka berhalangan.
Namun, seluruh uskup di Kalbar hadir, seperti Uskup Agung Pontianak Mgr Hieronymus Bumbun OFM Cap, Uskup Sanggau Mgr Guilio Mencuccini CP, Uskup Ketapang Blasius Pudjaraharja Pr, dan Uskup Sintang Mgr Agustinus Agus Pr.
Saat ini, sebanyak 25 frater menjalani pendidikan di STT Pastor Bonus, yang terdiri atas frater dari Kongresgrasi Passionis (CP), Fransiskan (OFM Cap), dan diosesan (Pr). Khusus frater diosesan, mereka sekaligus menjalani pendidikan di Seminari Tinggi Antonio Ventimiglia yang dipimpin rektor domus Dr Lorensius Sutadi Pr.
Jika kelak mereka selesai menempuh pendidikan di tempat ini, mereka akan ditahbiskan menjadi pastor, dan berkarya di tengah-tengah umat. (severianus endi/tribun pontianak)




0 komentar:

Posting Komentar

terima kasih telah berkomentar :)

Kecil di Mata Dunia, Besar dalam Karya